Kontras Manusia Langit dan Bumi dalam Novel Manusia Langit Karya J.A. Sonjaya: Perbandingan Kehidupan Sosial Masyarakat Desa dan Kota
Abstract
Regional issues can inspire authors to create literature. From the very beginning of its birth, modern Indonesian literature began to lift the local color that was marked by the Minangkabau cultural-themed novel. Along its development, problems of the region that had never been discovered before by authors. Into the 21st century, literature that established paganism kept on the rise. Among other things, it was marked by the appearance of Sonjaya’s Manusia Langit novel, published in 2010. It brought the problems of social life in Nias society to the surface. An interesting aspect of the Manusia Langit novel, the people of Nias, stand in stark contrast with urban society. The study aims to expose the contrast between Nias (manusia bumi) and urban people (manusia langit) as described in Jajang Agus Sonjaya’s novel Manusia Langit. The author examines Manusia Langit’s novel through a literary sociology approach using qualitative descriptive methods to achieve this goal. The study’s result found three contrasts in this novel: the contrast between leadership and culture, the contrast of position in society, and the contrast of education.
Berbagai persoalan kedaerahan dapat mengilhami pengarang untuk menciptakan karya sastra. Sejak awal kelahirannya, sastra Indonesia modern mulai mengangkat warna lokal yang ditandai dengan kemunculan novel bertema budaya Minangkabau. Seiring dengan perkembangannya, problem-problem daerah yang belum pernah tersentuh turut disingkap oleh para pengarang. Hingga abad ke-21, karya sastra yang mengangkat kedaerahan tetap marak bermunculan. Hal itu antara lain ditandai dengan munculnya novel Manusia Langit karya Sonjaya yang terbit pada tahun 2010. Novel ini mengangkat persoalan kehidupan sosial masyarakat Nias. Terdapat aspek yang menarik untuk dikaji dalam novel Manusia Langit, yaitu masyarakat Nias digambarkan secara kontras dengan masyarakat kota. Kajian ini bertujuan untuk mengungkapkan kontras masyarakat Nias (manusia bumi) dan masyarakat kota (manusia langit) yang digambarkan dalam novel Manusia Langit karya Jajang Agus Sonjaya. Untuk mencapai tujuan ini, penulis mengkaji novel Manusia Langit melalui pendekatan sosiologi sastra dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga kontras yang digambarkan dalam novel Manusia Langit yang mencakup kontras kepemimpinan dan budaya, kontras kedudukan dalam masyarakat, dan kontras pendidikan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Daftar Rujukan
Anonim. (2021). Istiadat Nias. Https://museum-nias.org/istiadat-nias/, yang diakses pada 10 Oktober 2022.
Ardianto, Yoni. (2019). Memahami Metode Penelitian Kualitatif.
Https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12773/Memahami-Metode-Penelitian- Kualitatif.html, yang diakses pada 13 Juni 2022.
Basid, Abdul. (2020). “Potret Masyarakat Pegaten dalam Novel Kubah Karya Ahmad Tohari Berdasarkan Teori Kritik Sastra Marxis”. Lingua 16(2): hlm. 127—137.
Bintazi. (2020). Sahöagölo Nias (Catatan Perjalanan Seorang Guru). Sukabumi: CV Jejak. Bottero, W. (2004). Stratification: Social Division and Inequality. London: Routledge.
Creswell, J.W. (2007). Qualitative Inquiry & Research Design Choosing Among Five Approaches. California: Sage Publications.
Damono, Sapardi Djoko. (2002). Pedoman Penelitian Sosiologi Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Damono, Sapardi Djoko. (2020) Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Depdikbud.
Hämmerle, P. Johannes Maria. (2001). Asal Usul Masyarakat Nias: Suatu Interpretasi.
Gunungsitoli: Yayasan Pusaka Nias.
UUD 1945 Pasal 28 F tentang hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia. Sekretariat Negara. Jakarta.
Mahayana, Maman S. (2007). Ekstrinsikalitas Sastra Indonesia. Jakarta: Grafindo Persada. Maulita, Alivia. (2011). “Sistem Religi Masyarakat Nias dalam Novel Manusia Langit Karya J.A
Sonjaya: Sebuah Analisis Sosiologis” [Skripsi, Universitas Indonesia]
Nazir, Mohammad. (2011). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
PMG. (2005). “Tujuh Ratus Anak Nias Dapat Bea Siswa”. Tabloid Reformata, Edisi 28 Juli 2005. Https://archive.org/details/TabloidReformataEdisi28Juli2005/page/n9/mode/2up?view=t heater, yang diakses pada 3 November 2022.
Puccioni, Vanni. (2013). Petualangan Elio Modigliani di Nias Selatan Tahun 1886. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sonjaya, Jajang Agus. (2010). Manusia Langit. Jakarta: Kompas.
Sonjaya, Jajang Agus, dkk. (2009). Menelusuri Makna Kesejahteraan pada Masyarakat Megalitik: Studi Etnoarkeologi di Boronadu, Nias. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Tanudirjo, Daud. 2009. "Memikirkan Kembali Etnoarkeologi". Jurnal Arkeologi Papua. Vol. 1 (2), 1-15. Balai Arkeologi Jayapura.
Wiradnyana, Ketut. (2010). Legitimasi Kekuasaan pada Budaya Nias. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
DOI: https://doi.org/10.52969/jsu.v6i2.79
Copyright (c) 2023 Urban: Jurnal Seni Urban dan Industri Budaya
Penerbit
Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta
Gedung Pascasarjana, Lt. 3, Jalan Cikini Raya no. 73 Cikini, Menteng, Jakarta Pusat. DKI Jakarta, Indonesia. 10330
T: (021) 315-9687
F: (021) 315-9617
Email: jurnalurban@pascasarjanaikj.ac.id

Jurnal Seni Urban is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License/ CC BY-SA 4.0